Tidak mungkin ada asap jika tidak ada api. Sebuah pepatah lama yang sering kita dengar. Ungkapan lama yang kadang hanya sebagai pribahasa yang lewat begitu saja tanpa perenungan.
Saat kita merenungi pepatah itu maka barulah kita akan faham bahwa didalamnya tersirat banyak perkara yang penting untuk kita renungkan.
Begitu juga kalau kita bebicara tentang gangguan jin pada manusia. Tidak mungkin jin mengganggubtanpa ada sebab. Allah bergirman dalam Al-Qur’an,
هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ
تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَث
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun ?
Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa.” ( asy-Syuara’ : 221-222 )
•
Pengobatan gangguan jin bukan sekedar diruqyah kemudian Jin akan hilang selamanya. Tapi berlu kajian mendalam tentang penyebab mereka datang.
Ibarat lantai basah karena genteng yang bocor, maka tentu percuma kalau hanya di lap dengan kain saja. Kering sebentar tapi pasti akan basah lagi kalau hujan datang.
Maka yang perlu di lakukan adalah menempel genteng, agar lantai kering selamanya dari air yang membasahinya.
•
Percuma kalau diruqyah setiap hari, tapi penyebab datangnya jin tidak di tempel, dibersihkan, dibuang jauh-jauh.
Praktisi ruqyah harus belajar Ilmu diknosa tingkat tinggi, untuk menentukan apa yang menjadi penyebab jin masuk tubuh pasien.
Dengan belajar di tambah pengalaman, banyak kasus yang nantinya akan tuntas dengan mudah walau gangguan nampak berat.
Guru terbaik tetaplah pengalaman di lapangan. Karena teori dibuku kadang jauh berbeda dengan praktik di lapangan.
•
Praktisi ruqyah tidak boleh puas dengan Ilmu yg sudah dimiliki, belajarlah dari yang kebih berpengalaman, belajarlah sekalipun sama murid sendiri. Jangan sampai praktisi ruqyah terkena talbis Iblis, merasa paling pintar, merasa benar sendiri, merasa master tanpa kesalahan.
•
Semoga Allah membumi hanguskan perdukunan, lewan aksi nyata praktisi ruqyah. Tanamlah benih kebaikan, sekalipun orang lain yang memaninnya didunia.
••••••••••••••••••••••
Bandung, 8 Juli 2020
Eri Abu Syamil Al-Bukhari
Dari rumah kutulis bait cinta untuk praktisi ruqyah.
Jgn lupa di share jika kamu praktisi ruqyah sejati.
