Qodarullah, kemarin saya putuskan utk libur dulu lockdownnya. Karena ada suatu hal yg mengusik ketenangan jiwa dari permohonan seorang anak yg baik untuk membantu menerapi ibunya tercinta.
Kali ini ekspedisi dinas ke daerah pedalaman ciparay, dimana ada kasus seorang ibu penjual sayur keliling mengeluh sakit kakinya dan sebahagian tubuh yg lain, tidur yg tak pernah nyenyak, gelisah, dll. Sudah cek ke beberapa dokter hasilnya tetap sama tidak ada hasil yg signifikan.
Singkat cerita sampailah mamang di rumahnya. Sekilas tak ada yg aneh, semua di cek termasuk pernah atau tidaknya mempunyai benda2 yg pernah dianggap bertuah , utk perlindungan, dll. Singkatnya mereka tidak memilikinya sekarang, pernah ada namun sudah dibuang dan dihancurkan.
Everything is ok sampai pada suatu ketika rekan saya melihat sesuatu yg sedikit mengganjal, dari jauh terlihat seperti batang kayu, namun setelah diperhatikan dengan seksama ternyata ada potongan sebuah kaki kancil. Kata sang empunya ini hanya hadiah dari seseorang dan tidak ada maksud apa2 selain hiasan. Namun bagai menyimpan sampah didalam rumah, benda tersebut merupakan kaki yg diawetkan, dan sejatinya ini adalah tulang belulang.
Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam bersabda:
هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ ، وَإِنَّهُ أَتَانِى وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ ، فَسَأَلُونِى الزَّادَ ، فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
“Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari daerah Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar setiap kali mereka melewati tulang dan kotoran, mereka mendapatkan makanan padanya”. (HR. Bukhari 3860)
Maka ketemulah satu sumber penyakit yg menghantui hari2 dari seorang ibu yg terus menerus merasakan penyakitnya. Bangsa jin yg terundang ke rumahnya seolah disediakan prasmanan tertarik pada tulang tersebut.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, selain gangguan pertama tadi, sang ibu juga terdiagnosa terkena sihir marsyusy yaitu sihir yg ditaburkan dan terlangkahi biasanya bertujuan utk menghancurkan usaha. Setelah dikonfirmasi benar saja bahwa sang ibu adalah penjual sayur keliling dan buka warung kecil2an dirumah, semenjak sakit tidak bisa berjualan keliling lagi hanya mampu membuka warung di rumahnya, itupun dengan omset yang terus memburuk hari demi harinya.
Terapi demi terapi kami lakukan di rumahnya. Terapi orangnya juga rumahnya. Alhamdulillah beberapa hari setelahnya senang sekali mendapat kabar dari anak beliau bahwa sekarang keadaannya jauh lebih baik, jauh lebih nyaman, bisa berjalan normal dan bisa tertidur pulas tanpa gelisah lagi. Syukru ala ni’amillah. Hanya Allah yg memberi kesembuhan.
Arsyadaniyallahu wa iyyakum…




