Ada pertanyaan begini di bulan Ramadhan, ko bisa ada sihir dan setan dari jin menyerang membuat orang kerasukan ?Bukankah ini bertentangan dengan hadits ? Atau hanya kedustaan belaka ?
Baik kita jawab : fenomena sihir dan serangan jin seperti kerasukan dan bertambahnya sakit pada pasien gangguan jin tidak bertentangan sama sekali dengan hadist² yang ada.
Hadits takkan bertentangan dengan waqi’. Lafal ‘asy-syayathin’ dalam hadits adalah umum, namun dikhususkan di hadits riwayat Ahmad (meskipun dhaif jiddan) berikut:
وَيُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ
“Dan dibelenggu di dalamnya setan-setan pembangkang.” Yakni, setan paling jahatnya, sehingga:
لَا يَخْلُصُوا إِلَى مَا كَانُوا يَخْلُصُونَ إِلَيْهِ فِي غَيْرِهِ
“Mereka tidak bebas melakukan godaan sebebas mereka melakukannya di selain bulan Ramadhan‘
Maksudnya tidak bebas di sini bukan menafikan kemampuan secara mutlak, melainkan mereka masih menggoda namun tidak sekuat godaan di selain bulan Ramadhan.
Pelajaran dari status ini adalah: JANGAN kita hakimi suatu kabar realita dengan bohong terlebih dahulu karena merasa bertentangan dengan hadits atau belum kita temukan adanya di zaman salaf.
Orang kesurupan, sihir, dan semacamnya, di bulan Ramadhan tetap ada, namun intensitasnya tidak sebesar di selain bulan Ramadhan. Ini yang terjadi di lapangan.
Adapun yang mengingkari dan langsung berkata “BOHONG kalau ada kesurupan di bulan Ramadhan”, maka, dia bisa jadi:
[1] Jahil murakkab, jika dia tidak cek fakta, atau
[2] Mukaabir, jika dia tahu namun menyangkal.
Ketidaktahuan akan sesuatu tidak mesti berarti sesuatu itu pasti tidak ada. Kaedah ini bagus untuk disadurkan pada rekan-rekan yang berbicara di luar kapasitas dan bukan bidangnya -meskipun merasa atau dirasa sudah berkapasitas atau di bidangnya-.
Coba jangan langsung takdzib bilang “bohong!” sebelum meneliti lebih dekat lagi. Siapa tahu satu kata tersebut juga akan dihisab di Hari Akhir.